Agak berbeda dengan di Indonesia, di Belgia, saat kita diundang untuk berkunjung di rumah salah satu keluarga, kerabat atau teman untuk makan malam atau makan siang, sebaiknya kita memperhatikan perbedaan budaya yang harus kita ikuti. Namanya juga ke rumah orang, jadi ya tata cara kita harus juga disesuaikan dong. Jangan sampe kita berkesan tidak menghargai atau malu-maluin. Berikut adalah beberapa hal dan penjelasan yang saya rasa penting, dan saya harap dapat bermanfaat bagi anda.
- Tepat waktu
Saat kita diundang misalnya makan malam, biasanya si tuan rumah sudah mengabari kita jauh-jauh hari sebelumnya untuk memastikan apakah kita bisa datang atau tidak dan supaya agenda kita di-book dan di block untuk acara lain. Nah, kalau harinya sudah cocok, biasanya mereka akan kasi tau juga jam berapa kita diundang. Kalau di Indonesia kita lebih senang mengulur-ngulur waktu, sebaiknya demi menghargai sang pengundang, kita belajar untuk lebih tepat waktu. Karena si pengundang tentunya sudah menyiapkan segala sesuatunya sebelum kita datang. Tidak baik dong, kalau kita pada ngaret. Orang Belgia lebih senang jika tamunya tepat waktu. Memang tidak masalah sih kalau telatnya 10-20 menit, tapi kalau telatnya lebih dari itu, namanya keterlaluan.
- Aperitif
Nah, ini dia kebiasaan yang kita gak punya di Indonesia. Aperitif. Di Indonesia kalau diundang makan, langsung deh ke menu utama, gak ada basa-basinya. Di Belgia, kita tidak langsung dibuat kaget dengan makanan berat, tapi kita disuguhin dulu dengan minuman pembuka atau "aperitif" dan ditemani dengan makanan-makanan kecil dan ringan. Saat menikmati suguhan "Aperitif" ini biasanya dimanfaatkan sebgai saat agar kita bisa saling bercakap-cakap terutama setelah sudah lama tidak bertemu atau yang baru berkenalan bisa saling bertanya dan mengenal lebih jauh. Aperitif ini biasanya disuguhinnya bukan di ruang makan, melainkan di ruang tamu jadi suasananya bisa lebih akrab, dengan kata lain, sebagai tamu kita diterima dulu di ruang tamu. Ibarat dalam olahraga, aperitif ini seperti pemanasan yaitu untuk perut, dan juga untuk saling bersosial, jadi kita gak langsung berolahraga ke gerakan utama. Makanan dan minuman aperitif biasanya sangat beragam. Untuk minumannya biasanya berupa wine yang rasanya manis, atau softdrink bagi yang tidak minum alkohol. jangan khawatir atau takut bakal disuguhin langsung minumannya, karna tuan rumah biasanya menjelaskan terlebih dahulu apa saja minuman yang mereka punya untuk aperitif dan kita diminta memilih (penting diingat: JANGAN DITOLAK! SILAHKAN PILIH). Sementara untuk makanan ringannya biasanya berupa chips, potongan-potongan keju, sosis, kacang, olive, dll. Sekali lagi saran saya, HARGAILAH si tuan rumah, makanan kecil yang sudah disiapkan ya silahkan dinikmati dan berusaha deh basa-basi dikit. Jangan langsung grasak-grusuk ngebet pengen langsung ke meja makan yah. Tidak sopan! Kan si tuan rumah sudah repot menyiapkan semuanya. Mereka akan merasa sangat dihargai kalau kita bisa mengikuti alur budaya mereka saat diundang. Namanya PENGHINAAN kalau mereka sudah berusaha menyiapkan tapi malah dianggurin. Pengalaman saya: saya pernah mengundang teman orang Indonesia bersama keluarganya untuk makan malam di rumah kami. Suami saya dengan senang hati menyiapkan makanan dan minuman aperitif sebelum mereka tiba. Tapi sayangnya minuman aperitif ditolak mentah-mentah sama mereka, dan beragam makanan kecil yang suami saya sudah capek-capek siapkan juga tidak dimakan sama sekali sama mereka. Bagi suami saya itu benar-benar penghinaan. Saya berusaha menjelaskan ke suami saya kalau mereka tidak mengerti. Para undangan tidak mau makan dengan alasan nanti tidak lapar kalau makan. Dengan kata lain mereka hanya berharap untuk langsung ke menu utama. Itulah pertama dan terakhir kali mereka saya undang ke rumah. hahaha... KAPOK! Suami saya berpendapat, dan ada benarnya, saat kita berusaha menyajikan sesuatu, kita juga menaruh penghargaan kepada orang-orang yang kita undang, dan saat diundang ke rumahnya, berarti orang yang diundang juga sudah berkomitmen untuk menghargai dan mengikuti alur budaya si tuan rumah.
- Makan malam
Biasanya sih kalau dirasa sudah jamnya, si tuan rumah akan bertanya apakah si tamu sudah siap untuk makan malam. Dan dengan persetujuan si tamu, si tuan rumah akan menyajikan makan malam selagi hangat. Kadang-kadang kita disajikan makanan entree terlebih dulu sebelum ke menu utama, dan kadang juga langsung ke menu utama. Garpu dan pisau-lah yang biasanya digunakan, bukan sendok dan garpu yah. Saat menikmati makanan utama jangan tergesa-gesa dan sebaiknya jangan makan sampai terlalu kenyang, karna menu utama bukanlah akhir dari acara makan malam. Masih ada dessert alias makanan penutup. Nah kalau anda memang sudah kekenyangan bisa meminta potongan kecil saja atau kalau sudah tidak bisa makan lagi, tidak ada salahnya berterusterang kepada si pengundang kalau anda sudah tidak bisa makan.
Mungkin acara makan siang atau makan malam adalah hal kecil, tapi bukan berarti ini hal sepele. Ini merupakan wadah kita untuk bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan orang yang mengundang kita. Kalau kita ingin dihargai, kita harus juga menghargai orang lain. Dimanapun kita berada, kita harus bisa belajar menghargai dan menyesuaikan diri dengan budaya dimana kita tinggal.