Minggu, 16 Agustus 2015

Hidup di Belgia-fashion

Buat para cewek yang asalnya dari negeri entah-berantah penuh dengan sinar matahari, mungkin akan menemui kesulitan pada awal tinggal di Belgia. Bagi saya sendiri, seperti yang saya ungkapkan di artikel sebelumnya: fashion atau cara berpakaian merupakan salah satu kesulitan yang saya temui awal hidup di Belgia. 

Di negara tropikal seperti di Indonesia, hanya ada dua musim yang bisa kita antisipasi yaitu musim panas dan musim hujan, sementara suhunya sendiri cukup stabil sepanjang tahun: sudah pasti panasnya tidak drastis seperti di negara-negara Timur tengah yang katanya mencapai 50 derajat, dan titik terendah atau terdingin pun jarang sekali kurang dari 20 derajat. Makanya di Indonesia kita gak perlu siapin baju untuk 2 musim. Musim hujan dan musim panas??? hmmm gak penting banget kan? Paling kalau dingin dikit, pakai cardigan juga udah cukup anget, dan kalau hujan, pakai aja payung. 

Nah, sebelum pindah ke Belgia, saya sibuk sekali ngurusin dokumen ini-itu untuk visa, tiket, pernikahan, ijin tinggal, etc. Saya tidak kepikiran kalau di Belgia itu saat musim dingin, dinginnya seperti di dalam kulkas (i am not joking, ada angin-nya pula). Memang saya punya beberapa celana jins panjang, 1 jaket super tebal, beberapa cardigan ala Indonesia, dan juga baju-baju hangat yang cukup untuk menghangatkan pada musim hujan di Indonesia. 
1 (satu) Jaket tebal: angka yang luar biasa salah untuk hidup di Belgia pada musim dingin. 1 (satu) jaket tebal hanya cukup untuk kunjungan 2 minggu paling lama, tapi kalau untuk tinggal, yah, kayaknya merana banget gak pernah ganti jaket pergi ke mana-mana. 

Yah, memang merana saya 2 minggu pertama di Belgia. Dari kepala sampai kaki, persiapan untuk musim dingin benar-benar nol. Gak punya topi atau kupluk buat musim dingin, shal juga adanya yang tipis-tipis aja, jaket tebal cuman ada satu (untung warnanya hitam, jadi mudah dipadu-padankan dengan jins), sepatu-sepatu juga pada gak cocok buat musim dingin, sarung tangan gak punya, stoking dan kaos kaki pun pada ketipisan. Untungnya ibu mertua saya orangnya pengertian sekali, sebelum tiba di Belgia dia sudah menyiapkan beberapa pasang kaos kaki super tebal untuk dirumah, dan karna badannya langsing (langsing-nya orang sini ukurannya M paling tidak, informasi:saya xs) kadang ada beberapa baju hangat yang bisa dia pinjamkan untuk saya beserta perlengkapan-perlengkapan lainnya seperti topi, syal dan sarung tangan. Tidak sampai di situ saja kebaikannya, saya diajak berbelanja dan akhirnya saya terbebas dari rasa merana berbekal 1 jaket tebal. Hasil belanjaan yang luar biasa: Sepatu boot, jaket baru, shall, kupluk, dll. 

Awal-awal berpakaian di sini, saya benar-benar bingung bagaimana menyesuaikan dari mulai atasan sampai bawahan. Tidak heran, ibu mertua saya punya segudang jaket tebal, segudang shal, banyak sekali sepatu (kayak di toko sepatu), tas, dll sehingga mudah untuk dipadu-padankan. Saya jadinya berasa wong deso buanget kalo liat penampilan ibu mertua saya. Orang Belgia pada umumnya lumayan modis loh. Mereka benar-benar memperhatikan penampilan mereka. Jangankan ibu mertua saya, nenek mertua saya aja gayanya keren banget. Kalo pas berdandan semua pada di-metching-metchingin gitu. 

Hal yang saya pelajari bagaimana fashion 4 musim:
  • Musim dingin: kebanyakan baju untuk musim dingin itu lebih baik berwarna gelap, jadi lebih mudah dipadupadankan. Saat membeli topi dan sarung tangan, sebaiknya warnanya disesuaikan. Warna stocking dan shal juga harus diperhatikan, jangan sampai tabrak lari.  
  • Musim semi dan musim gugur: Untuk dua musim ini, temperatur udara kurang lebih sama, tidak sedingin musim dingin, dan tidak sepanas musim panas. Tapi bukan berarti kita bisa mulai berpakaian agak buka-bukaan yah, karna bisa masuk angin. Setidaknya kita sudah bisa mulai mengenakan pakaian dengan warna-warna ceria, karna di musim ini sudah mulai berkurang acara memadu-padankan, kupluk sudah mulai ditinggalkan, sarung tangan tidak lagi diperlukan, jadi otomatis berkurang stres kita untuk berpakaian. Jangan lupa, untuk warna stoking dan shall, sebaiknya tetap diperhatikan biar gak tabrakan warnanya. 
  • Musim panas : ini musim paling mudah buat teman-teman yang dari Indonesia. Kangen sama baju-baju kurang bahan yang dibawa dari Indoensia, yang sudah lama terbungkus rapi di dalem koper karna 3 musim yang tidak memungkinkan? Ini adalah saat yang tepat kita kembali bersinar dengan baju-baju unik dari negeri kita, dan silahkan memberikan ucapan selamat datang kembali kepada hot pants, kaos oblong dan sendal jepit. YAY!
Awal-awal saya bekerja, saya selalu mengintai cara berpakaian para kolega saya. Oh God, mereka modis semua loh. Dan hasil intaian saya berhasil, karna banyak kolega saya akhir-akhir ini memberikan komentar positif mengenai style saya. Mereka bilang mereka senang sekali melihat style saya, dan saya dibilang modis, hahahaha (preeeettt). 

Selamat berakhir pekan ;)

8 komentar:

  1. Dear mbak Enny, saya ingin bertanya tentang watak asli pria Belgia (merunut mba) seperti apa? Saya akan senang mendapat jawaban dari mbak. Salam, SL-Jakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Sophia, apa kabar? Dari pertanyaan kamu aku terinspirasi untuk menulis karakter pria Belgia. Kalau tertarik, silahkan dibaca. ini link-nya saya kirimin.
      http://indonesianinbelgium.blogspot.be/2016/03/mengenal-karakter-pria-belgia.html
      Selamat beraktivitas.

      Hapus
  2. Hi Sophia,

    sorry nih saya baru sempet bales. Hmmmm, pertanyaannya cukup menantang nih, hahaha..

    Kalau menurut saya sih karakter setiap orang itu berbeda satu dari yang lainnya baik itu wanita atau pria. Tapi seperti yang saya perhatikan pada umumnya, mau pria atau wanita Belgia rata-rata sifatnya seneng yang namanya bergrup-grupan. rata-rata mereka temenannya ya sama itu-itu aja, dan kalau ada orang dari luar masuk ke dalam grup, ya sering banget susah nimbrungnya karna gak nyambung. well, kayaknya untuk karakter umum pria Belgia harus dibikin research nih.. Oh iya, satu lagi: kuat minum beer-nya, apalagi yang asalnya dari Liege katanya.. hehehe

    BalasHapus
  3. Mba enny sy udah ada di brugge. Semoga suatu hari kita bisa ketemu ya.

    BalasHapus
  4. Mba saya ada rencana ke Brussels bulan agustus ini mau kerja Di Rue Jacques Jordaens, mau nanya2 dong via email, email saya cyclops.mufti@gmail.com, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello, saya udah kirim email ke alamat anda. kalo mo nanya-nanya, monggo, akan saya coba bantu sebisa saya.

      Hapus
  5. aloo mbak enny, salam kenal yaaa
    saya mau ngobrol banyak deh dgn mbak, kebetulan saya dapat calon suami keturunan arab dan bekerja disana. sulit gak ya adaptasi disana dan utk pendidikan muslim disana bgaimana ya mbak...
    makasih jawabannya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello mbak Shaloom Fatiha, salam kenal. Untuk adaptasi pas tahun pertama buat saya sendiri sih agak susah karna masalah bahasa dsb. Tapi ya mungkin tergantung orangnya yah mbak. Kalau untuk pendidikan muslim sendiri gampang. Orang Belgia sangat terbuka dengan berbagai agama dan kebudayaan. Tapi kebanyakan orang muslim yang saya kenal sih lebih bersifat terbuka.

      Hapus