Kamis, 07 Januari 2021

MULAI KULIAH DI BELGIA

Hola man-temans,

Happy New Year yah...

It's been aaaaggeeessss, semenjak artikel terakhir yg saya tulis.

Saya sampe2 lupa blog saya ini masih exist.

Kembali lagi pada tujuan utama saya menulis blog ini, adalah untuk membantu memberikan informasi bagi teman-teman semua di tanah air yang lagi mencari info namun kesulitan nemu berbagai jawaban saat browsing mengenai Belgia.

Saya minta maaf sekali karena baru ngintip ternyata ada banyak sekali coment2 yang masuk sejak lama, saya belum sempat melihatnya satu per satu.

Saat ini ditengah-tengah kesibukan saya ngurusin dua anak saya:  -yang pertama sekarang sudah berusia 4 tahun, dan yang ke dua berusia 2 tahun-, saya juga menyempatkan diri untuk mulai Kuliah lagi.

Saya memang sempat bekerja di salah satu toko Coklat tradisional Belgia, tapi karna urusan punya anak, jam kerja yang bisa sampai tengah malam dan jadwal kerja saat weekend juga, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti bekerja di toko coklat. 

Saat mencari-cari pekerjaan yang lain, saya pun bertanya-tanya kepada diri sendiri tentang pekerjaan apa yang bisa saya jalani setelah berhenti dari tempat kerja ini. Dengan modal ijasah yang dibawa dari Indonesia, tidak terlalu banyak kesempatan berbeda yang tersedia untuk saya. Saya bisa bekerja sebagai sales atau penjaga toko atau di restaurant. Tapi lagi-lagi, saya akan menemui masalah yang sama, yaitu jam kerja yang kadang sampai larut dan juga kerja saat weekend, yang artinya saya akan kehilangan banyak kesempatan utuk dihabiskan bersama anak-anak saya yang masih kecil-kecil. Saya lulusan sarjana Sastra Jepang di Indonesia, saya lulus semenjak tahun 2008 dan bahasa Jepang saya hampir tidak pernah dipakai sama sekali setelah itu, sementara bahasa Jepang tidak terlalu dibutuhkan di sini. Memang mungkin kadang dibutuhkan, tapi dengan level bahasa Jepang saya yang sudah tenggelem ke dasar laut saya tidak bisa menhitungnya sebagai skill. Tidak sedikit orang Jepang asli yang juga mahir berbahasa Prancis atau Belanda tinggal di sini. So saya tau diri aja mundur dengan teratur. Nah itu lah alasannya kenapa saya memutuskan untuk sekolah lagi, untuk medapatkan skill baru yang mudah-mudahan bisa membantu saya mendapatkan pekerjaan yang berbeda.

Sebelum mulai kuliah, urusan sura-suratan itu buanyak dan memakan banyak waktu, biaya, dan energi. Setelah urusan birokrasi selesai,  perjuangan saya untuk mulai kuliah pun tidak langsung berakhir. Sebagai a slow-learner dan juga bukan native speaker bahasa Prancis, dan dengan memiliki dua anak yang masih bocah-bocah: saya konfirmasi bahwa ini benar-benar tantangan yang berat bagi saya. Tahun ini adalah tahun ke dua saya kuliah. Kesulitan dan tantangan yang saya alami tidak terasa lebih ringan, namun saya sangat menikmati proses belajar, dan berharap saya bisa setidaknya melewati proses belajar ini selama 3 tahun.

Sebenarnya ada banyak dan panjang sekali pembahasan mengenai seluk-beluk mulai kuliah di Belgia. Tapi untuk sementara waktu sampai di sini dulu yah. Biar artikelnya enggak kepanjangan. 

Pesan pertama dari saya: bagi teman-teman yang berfikir untuk mulai bersekolah di Belgia khususnya setelah menikah, saya sarankan untuk menjalaninya sebelum punya anak, atau setidaknya anaknya baru satu. Kalo nggak ribet abiz deh. Kalau misalnya ada pertanyaan-pertanyaan urgent yang mau ditanyakan ke saya, temen-temen bisa langsung kirim pesan ke account IG : https://www.instagram.com/living.in.belgium/ yah, jangan email deh, takut saya nggak baca. Saya akan berusaha untuk menjawab secepatnya. 

Akhir kata: terimakasih sudah membaca artikel saya yang singkat dan gak begitu jelas ini, mudah-mudahan kita semua tetap sehat dan saya bisa memperjelas artikel ini di kesempatan berikutnya. 

Sampai jumpa, à plus, ciao!

Rabu, 28 November 2018

Soal financial dengan pasangan Belgia

Duit???? hmmmmmm.... Lagi mikir yah, gimana nanti soal keuangan sama pasangan orang Belgia? gimana nantinya pas nikah, trus gimana nantinya pas kita kerja dll.

Dulu waktu belum menikah, saya agak ragu masalah keuangan saya dengan suami. Waktu masih pacaran dulu, saat ngedate saya sering dibayarin di restaurant karena dia tau budgetnya kegedean buat saya. Walaupun selalu dibayarin tetep aja menurut saya si doi orangnya rada perhitungan, kalau mau ngeluarin duit kayaknya harus terencana dengan baik. Sementara saya orangnya suka semena-mena dengan keuangan saya sendiri, dan rada ngeri sama orang yang terlalu pinter kalkulasi. kalau saya habis makan di restoran biasanya udah kenyang, ya udah langsung pengen capcus, sementara suami saya dari masih pacaran sampai sekarang ini selalu teliti memeriksa bon atau receipt hasil transaksi pembayaran dia di manapun dia berada sebelum memutuskan untuk meninggalkan TKP.

Setelah kami memutuskan menikah dan berkeluarga, sistem keuangan kami pun berubah. Saat saya belum bekerja, suami saya yang membiayai semua kebutuhan-kebutuhan pribadi saya. Bahkan beberapa bulan sebelum menikah, semenjak kami memutuskan untuk tinggal di Belgia, kami membahas soal keuangan kami masing-masing dan suami saya yang membiayai berbagai pengurusan untuk visa dan tiket untuk menuju Belgia. Setelah tiba di Belgia, rekening saya yang dari Indonesia tidak pernah dipakai untuk keperluan apa pun kecuali kalau belanjaannya agak keluar budget.

Saya sendiri orangnya sudah terbiasa bekerja dan mengatur keuangan saya sendiri tanpa campur tangan siapapun. Tahun 2014 beberapa saat setelah kami pindah ke Brussels, saya mulai bekerja dan memiliki penghasilan. Karena saat itu belum punya rekening bank Belgia jadinya gaji saya otomatis terkirim di rekening suami saya. Walaupun saya memiliki akses penuh ke rekening suami, rasanya buat saya kok ada yang aneh. Saya merasa tidak nyaman karena suami saya tau semua penghasilan dan pengeluaran saya. Saya pun memututskan untuk membuka rekening saya sendiri dengan tujuan tidak ada rasa atau kesan diawasin suami.

Sejauh ini suami saya masih tetap sama. Tetap senang berkalkulasi ria. Dia tau berapa gaji saya. Ijasah yang dari Indonesia tidak ada artinya di dunia kerja di sini, jadinya standard gaji yang saya peroleh pun jauh lebih kecil dibandingkan dengan dia. "Dejà-vu".. seperti masa pacaran dulu, setiap pengeluaran-pengeluaran besar dibayarin dengan kartu kreditnya sudah pasti.

Walaupun gaji saya kecil, memiliki penghasilan sendiri membuat hidup saya terasa lebih nyaman. Saya bisa membeli hadiah untuk suami saya misalnya dengan uang sendiri. Sewaktu belum bekerja, bisa sih beli kado buat suami dengan uang sendiri, tapi abis bayar kayaknya miris banget karena apa-apa mahal semua. Saat saya belum bekerja, saya merasa seperti anak kecil yang dijatah sama orang tuanya. Walaupun prinsipnya "uang suami-uang ku juga, dan uang ku tetap uang ku" -  tetep aja buat saya yang sudah terbiasa pegang dan ngatur duit sendiri dan dipadukan dengan suami yg demen itung-itungan kayaknya gak banget. Hidup saya berasa lebih hidup saat sudah punya penghasilan sendiri. Rasanya bebas merdeka.

Semenjak saya memiliki rekening sendiri dan juga penghasilan sendiri, kondisi financial kami semakin membaik tentunya. Kami memiliki rekening bersama di mana saya dan suami menaruh beberapa persen penghasilan kami untuk ditabung. Tabungan tersebut kami nikmati untuk liburan dan berbagai kebutuhan mendadak.

Saran saya sih, kalau kita sudah terbiasa bekerja, memiliki penghasilan sendiri dan terbiasa mengatur keuangan sendiri, sebaiknya kita memilih untuk tetap bekerja saat kita menetap di Belgia. Rata-rata orang Belgia itu senang perhitungan (gak semuanya sih). Jadi pasti ada rasa sedikit diawasin, atau sungkan saat menggunakan kartu kredit suami, terutama kalau kita punya tanggung jawab extra seperti masih membiayai keluarga di Indonesia.

Untuk kali ini, sekian dulu yah artikel saya kali ini, di Artikel selanjutnya saya akan membahas mengenai bagaimana pengalaman saya membiayai keluarga di Indonesia.

Have a good night from Brussels..


Kamis, 11 Oktober 2018

Makan apa saya di Belgia tiap hari?

Selamat malam temen-temen. 

Kali ini saya ingin berbagi mengenai bagaimana saya dan suami saya melewati waktu makan setiap hari dan makanan apa aja yang kita makan tiap hari pada umumnya. 

Pas tiba di Belgia, mertua saya menyediakan makanan ala-ala orang sini. Baiknya ibu mertua saya, dia sudah menyiapkan beras, jadi saya bisa masak nasi sesuka saya. Makanan pertama yang disuguhkan kepada saya adalah daging yang porsinya 5 kali lipat dari pada yang biasanya kita makan di Indonesia. Ya ampyuuuun, pas itu daging nyampe di depan mata saya, saya langsung kenyang tanpa harus menyentuhnya. Dagingnya (steak) ditemani dengan kentang goreng alias french fries alias Fritte dan beberapa jenis saos yang berbeda. Sayurnya tidak ada, alhasil 3 hari pertama tinggal di Belgia, saya kesulitan untuk ke toilet. Katakanlah, kegiatan no. 1 di toilet baik-baik aja, tetapi kegiatan no. 2 itu butuh proses yang lama dan menyakitkan. Setelah berdiskusi mengenai masalah toilet ke keluarga baru saya, mereka pun berinisiatif untuk membuat salad sebgai sayur-mayur. Yuk kita liat bagaimana kebiasaan orang sini makan?

Sarapan:
Menu sarapan apa aja yah biasanya di sini? Pada umumnya, orang Belgia senang memulai harinya dengan secangkir kopi. Kopi yang mereka minum adalah dripped coffee atau kopi yang difilter, yang rasanya sama dengan Americano. Cappucino, latte dan teman-temannya tidak begitu populer di sini. Untuk makannya, mereka lebih sering makan roti-rotian seperti croisant dengan butter / pain chocolat (texture -nya seperti croisant dengan isian chocolate di dalamnya) /atau roti dengan selai. Saya sendiri lebih senang ngeteh, dan makanan di pagi hari tidak begitu bermasalah bisa ngikutin kebiasaan orang sini. Tapi saat rasa kangen sama nasi udug datang, ya saya bikin nasi uduk di pagi hari.

Makan siang:
Orang Belgia yang saya kenal hampir semuanya masih bekerja jadi otomatis hampir semua dari mereka sibuk dan tidak punya banyak waktu di siang hari. Untuk praktisnya, mereka senang makan sandwich baik itu dibuat sendiri maupun dibeli di toko-toko sandwich di dekat tempat mereka bekerja. Kalaupun kita punya waktu makan siang di rumah, makanan yang disediakan yah roti serta berbagai daging-dagingan untuk isian sandwich juga.
Saya sendiri kebanyakan mengikuti gaya makan siang orang sini karena tidak punya banyak waktu untuk masak masakan ribet ala-ala Indonesia.

Makan malam:
Ini dia waktunya beribet-ribet ria. Setelah makan masakan yang cepat saji, di malam hari pada umumnya orang Belgia makan hidangan hangat atau hidangan yang dimasak. Bisa dikatakan hidangan yang lebih membutuhkan effort. Jenis-jenis makanan yang mereka makan pada malam hari yakni kebanyakan kentang atau pasta sebagai makanan utama dengan daging-dagingan (steak, sausages, dll). Gaya masakan orang sini gak begitu ribet yaitu tidak jauh-jauh dari di grill atau di-oven. Sayurnya tidak begitu beragam seperti di Indonesia, kebanyakan hanya salad atau beberapa jenis sayur seperti buncis, wortel, chicon, brussels sprout, dll yang digrilled atau di-oven bersamaan dengan daging.

Kalau saya di rumah sering menyeret suami saya untuk makan makanan ala orang Indonesia. Kami berdua kebanyakan makan nasi dengan berbagai lauk ala-ala Indonesia. Lantai dapur berminyak dan perabot-perabot yang menggunung sering membuat suami saya resah, tapi apa boleh buat, cita rasa masakan Indoensia itu lebih menggiurkan dan lebih nendang buat saya.

Saya punya dua toko asia favorit yang menjadi tempat saya berbelanja:
Kam Yuen SupermarketRue de la Vierge Noire 2-4,Brussels 1000
Jin Long SupermarketRue Saint-Pierre 59, Martyrs, Centre-Ville, Bruxelles 1000

Di Kam Yuen rasanya lebih lengkap, tapi kebanyakan product di Jin Long lebih murah dibandingkan dengan Kam Yuen. Di ke dua toko ini saya biasanya bisa membeli beberapa product Indonesia seperti Indomie, agar-agar, bumbu-bumbu instant, dan juga beberapa jenis sayur seperti kangkung, sawi, dll.

Ngomong-ngomong soal makanan, ini masih pagi dan bikin saya ngiler sendiri pengen makan nasi uduk.






Selasa, 10 Juli 2018

Belgium-Indnonesia (travel with a baby)

Setelah beberapa tahun tinggal di Belgia, dan luuama sekali tidak berkunjung ke kota kelahiran saya Ambon manise, akhirnya pada akhir bulan januari lalu kami berkunjung ke sana. Karena dari Brussel tujuan penerbangannya Jakarta, kami mampir beberapa hari di Jakarta melepas lelah sebelum berkunjung ke Ambon. 

Meninggalkan Belgia yang begitu dingin membeku dengan jaket tebel dan begitu keluar dari pesawat berada di Jakarta dengan suhu panasnya yang lumayan extreem rasanya pengen langsung nyebur ke kali sambil minum es cendol. 

Penerbangan yang begitu melelahkan ditambah bayi kami yang berumur satu tahun, sedang lucu-lucu nya memang, tapi gak begitu lucu kalo di dalam pesawat selama belasan jam; menurut saya sesuatu buanget - one of the most exhausting moment of my entire life. Even your sweet little darling can be really an evil little monster on board. Bayangin aja, saya dan suami harus lari sana sini di tempat yg begitu sempit buat ngejar bocah kami yang lumayan pecicilan yang kebetulan lagi semangat belajar jalan. Karena kita penerbangannya pake economy class, dengan bayi tempat duduk yang disediakan yah yang paling depan biar tempat tidur bayi bisa ditancepin ke dinding. Baris depan paling berdekatan dengan business class, so entah berapa puluh kali kita harus nge-grab si bocah yang pengen escape mulu ke business class. Ini daftar singkat drama of our bocah: TV pesawat pengen dicabut, 1000 kali buka tutup jendela pesawat, nangis pengen manjat kursi dan loncat ke bawah, pengen makan headset instead of his own food, a mess in his pants, a hassle with his nose, couldn't sleep well, 100 times visiting the steward and sterwardess ngajakin main petak umpet, dan masih banyak hal-hal aneh lain yang bocah kami lakuin. So, prepare your self with any surprise because anything could happen with a pecicilan baby on board. 

Kita sengaja membawa kereta dorong bayi sampai ke gate pesawat, karna kita pikir saat transit nantinya gak repot harus nunggu satu atau dua jam. Tapi ternyata kereta bayi tidak dikeluarkan di tempat transit melainkan baru bisa di pick up di Jakarta. Untungnya di tempat transit (kita transit di Doha) ada disediakan kereta bayi, so kita yang udah gempor gak perlu susah-susah gendong-gendong si bocah pecicilan.

Sebelum berangkat ke Indonesia, kita disarankan dokter pribadi kita untuk mengunjungi Dokter Travel, dengan begitu kita bisa melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit yang sedang marak di Indonesia. Dokter Travel memiliki data yang lumayan lengkap dan up dated tentang penyakit-penyakit yang sedang melanda Jakarta dan Ambon. Kita diberikan berbagai saran, resep obat-obatan dan bocah kami juga diberikan vaksinasi.

Setelah tiba di Jakarta, hari pertama kita langsung disambut dengan masakan padang: "wow sedaaap". Tiga jam kemudian sudah ada bunyi perut tat tut tat tut, uuuupppssss, masakan padang tidak bereaksi dengan baik di dalam perut kami, so saya dan suami gantian exploded in the toilet. Untungnya ada immodium dari si dokter travel, jadi penderitaan kami tidak bertahan lama karena obatnya langsung bereaksi dengan baik.

Bagi temen-temen yang sudah tinggal di Belgia selama lebih dari satu tahun, saya sarankan sebelum balik lagi ke Indonesia sebaiknya sih mengunjungi dokter travel, atau setidaknya dokter pribadi kita satu bulan sebelum perjalanan. Immune system dalam tubuh kita sudah berubah menyesuaikan diri dengan keadaan di Belgia terutama dengan micororganisme di sini. Bagi saya, untuk menikmati liburan semaksimal mungkin sebaiknya gak ada embel-embel menderita karena sakit. Terus terang, kesan saya dokter-dokter di sini lebih care dengan masalah kesehatan dan lebih aware dengan penyakit-penyakit yang sedang beredar di Indonesia dibandingkan dengan dokter-dokter di Indonesia sendiri. Dulu setelah satu tahun tinggal di Belgia dan mau visit Bali, saya ditanyain sama dokter pribadi saya: kapan terakhir saya menerima vaccine ini itu, saya cuman bisa melongo dan mikir, kapan yah? perasaan saya pernah disuntik dulu waktu SD, tapi gak tau itu disuntik apa, dan saya menelpon ortu dan nanyain ke mereka juga ya jawabannya ngambang gitu: intinya no body have any idea kapan terakhir saya di-vaccine dan vaccine apa aja yang saya terima. Gak ada catatannya, gak jelas, show that our system is really kacau-balau dulu yah.

Untuk yang traveling dengan bayi: kita spesial bisa membawa air untuk membuat susu masuk ke pesawat dan makanan-makanan bayi bahkan yang agak cair dan tetap diijinkan masuk ke pesawat tanpa harus dibuang, tapi harus ditaroh di satu kantong jadi saat pemeriksaan bisa gampang dijangkau oleh petugas security airport untuk diperiksa. Saya membawa makanan bayi instant yang dijual di supermarket. Saran saya sih, harus siap bawa beberapa kantong plastik kosong dan popok bayi yang cukup sekitar 10 (we never now what's going on in the plane). Baju ganti beberapa pasang, dan bib (saya gak tau bahasa Indonesianya apa: di google translate oto????). Terutama untuk ibu-ibu dengan bayi yang pecicilan, sebaiknya bawa juga suaminya kalau gak mau loncat dari pesawat. Buat saya it was a truly nightmare and impossible kalau suami saya gak ikut.

It's July, so happy holiday every body yang anaknya lagi liburan sekolah.. 

Rabu, 13 Desember 2017

USIA AKHIR KANDUNGAN DI BELGIA

Hello men-temens...

Pulang kerja tengah malem, tergoda dengan lasagna yg disiapin misua, akhirnya makan lah saya, dan gak bisa langsung tidurlah saya. liat kiri-kanan, misua udah ngorok, my little sweet baby boy sudah terlelap sleep tide di kamarnya, dan tinggallah eike bengong-bengong liatin fb yang isinya sama lagi kayak tadi pagi. Jam segini mana ada yang update status yah? paling insomnia tuh kalo gak setress. Nah, dari pada saya ngelantur melalang buana gak jelas akhirnya saya iseng nulis ini artikel dengan harapan pengalaman saya ini bisa ngebantu temen-temen yang mungkin kebingungan kayak saya dulu dalam usia kandungan menjelang melahirkan. 

Saat kita ke dokter dan memberitahu tanggal terakhir periode (menstrual) kita, dokter akan menghitung usia kandungan kita dan tanggal perkiraan untuk melahirkan. Saya sendiri waktu itu diprediksikan melahirkan tanggal 24 Januari 2017, dan akhirnya melahirkan pada tanggal 22 Januari 2017, dua hari lebih cepet.

Pada akhir kehamilan, kemungkinan jari-jemari membengkak secara tiba-tiba itu sangat besar, apalagi saat musim panas. Saya saranin buat temen-temen yang masih punya cincin yang agak ketat agar segera dilepas. Saya sih waktu itu tidak ada yang kasih tau, makanya cincin kawin tetep melingkar manis di jari manis saya. Ternyata oh ternyata, pengalaman saya itu tidak semanis cincin saya. Di usia akhir kandungan jari saya tiba-tiba membengkak, dan saya tidak bisa melepas cincin saya. Semua cara saya lakukan, mulai dari browsing dari mbah google, liat berbagai video youtube, sampe ngikutin saran temen-temen seperjuangan, tidak ada yang berhasil, dan saya pun pasrah. Mikirnya biarin aja itu cincin tetap melingkar di jari saya, sampai suatu pagi sekitar jam 4 pagi, saya dilarikan ke emergency, saking ketatnya cincin itu dan jari saya membiru. Cincin saya akhirnya dipotong dan dikorbankan demi keselamatan jari saya. :( bisa dibenerin lagi sih, tapi tetep aja sayang. 

Men-temens jangan panic yah soal baju-baju bayi, tapi jangan terlalu santai juga yah, entar kalo udah brojol babynya kan gak mungkin pakein sarung bantal tiap ari. Dulu kita awalnya karna gak tau mau mulai dari mana, kita beli baby box-nya orang Finland ini webnya https://www.finnishbabybox.com/eu/en.  Lumayan sih buat kita-kita yang serba buta gak tau apa pun. Itu ide suami saya, hasil surving di internet setelah dia dadakan diserang panic attack. 

Setelah usia kandungan sekitar 5 bulanan, boleh lah kita intip-intip toko-toko baby. Mulai nyicil deh beberapa pasang body, pyjama, kain-kain untuk ngelap, apron buat bayi, handuk, selimut, dll. Pokoknya yang penting-penting banget deh. Setelah itu, saat usia kehamilan di atas 7 bulan, kemungkinan melahirkan tiba-tiba itu sangat banyak, jadi boleh lah kita panik, siapin aja tas untuk melahirkan. Isi tas-nya akan saya jelasin di artikel berikutnya takut kepanjangan nih artikel dan saya keburu tidur. 

Dulu saat usia kandungan saya memasuki 7 bulan, saya bikin acara, kayak baby shower-baby showeran gitu. Kalau baby shower itu biasanya inisiatif dan surprise dari temen-temen deket and keluarga, ini malah inisiatif saya sendiri, masak sendiri, pesen tumpeng dan nata-nata rumah sendiri.  Wkakak, kasian yah, gak ada yang bikin surprise, jadilah inisiatif bikin baby shower sendiri.  And it was a great moment, dimana temen-temen terdekat saya dan keluarga in laws saya berkumpul konkow-konkow and had a lot of fun. Di hari yang ceria itu dapatlah kita berbagai kado yang isinya baju-baju bayi dan peralatan-peralatan serta mainan-mainan bayi yang lutu-lutu tetali.  Kado-kado tersebut alhamdulilah, sangat berguna saat awal melahirkan dan semuanya dipakai tanpa mubazir. Di acara baby shower, kita sengaja mengumumkan jenis kelamin bayi kami, yang sudah jelas-jelas tanpa diberitau juga udah pasti pada tau, orang dekorasinya biru semua. Kita juga sudah mempersiapkan nama bayi, yang beneran dan yang dummy (ide misua buat ngerjain mertua ku, hahahaha).

Sebelum baby shower diadain, kita sudah mempersiapkan kamar bayi. Suami saya yang lulusan engeneer tapi tidak pernah bertanggung jawab dengan almamaternya tiba-tiba terpaksa pegang drill ngikutin perintah istrinya yang makin galak dan naik turun emosinya kayak roller coaster. Berubahlah itu dressing room dan office jadi kamar bayi yang cute and so sweet dalam dua hari. 

Saat usia akhir kehamilan, berat badan saya ngelunjak naik 24 kg lebih dari berat badan awal. SADIS YAH!!! Kayaknya kalo balapan lari sama kura-kura saya yang kalah, karna saya berasa makin berat dan lambat banget. Saran saya, makan saat hamil itu jangan berlebihan kayak saya dulu. Orang Indonesia sih bilangnya, makan aja, makan aja,  kan makannya buat dua orang: eeehhhh, saya kebablasan makan terus dan alhasil  mata saya berkunang-kunang tiap kali liat timbangan. 

Ya wes, buat temen-temen yang sedang hamil, dan sudah memasuki usia akhir kehamilan, saya berharap semoga semuanya lancar yah. Teteplah berolah raga, makanlah makanan-makanan yang bergizi, (ada vitamin tambahan dari dokter biasanya), hindari asap rokok, no alcohol, ikutin semua saran-saran dokter, dan kalau ada pertanyaan, silahkan ditanyakan di kolom komentar. 

chiaooo for now ;) 



Kamis, 07 Desember 2017

What to do when you are pregnant in Belgium

Hello temen2 setanah air yang tercinta. Di selah2 jam istirahat kerja saya, saya ingin berbagi mengenai ribet nya saya pas pregnant beberapa bulan yang lalu dan juga tips untuk calon ibu-ibu baru.
Pas saya pregnant dulu sih hengkang2 kaki saat liburan kerja itu udah tinggal kenangan. Yang ada tuh panic attacks berkali-kali karna gak tau harus nyiapin apa aja dan harus mulai dari mana. Seperti biasa saya pun jelajahin google nyari info sebanyak mungkin namun itu semua tidak cukup mengingat tempat dan sikon yang berbeda di tiap musim dan negara. Untungnya ada teman orang Belgia yang kebetulan belom lama punya baby saat itu, so berguru lah saya sama dia. Berikut adalah cerita pengalaman dan tips saat pregnant dan masih tetap bekerja.

Awal pregnancy:

Saat saya merasa ada tanda-tanda kehamilan, saya memberitahu suami saya, dan kemudian saya membeli pregnancy test kit. Saya melakukan test dan ditungguin sama suami saya di depan pintu toilet dan setelah itu menunggu beberapa menit untuk melihat dua garis merah pada pergnancy test kit pertanda positif. Saran saya sih, kalau kita telat datang bulan, jangan cepat-cepat update status di FB dan heboh sana-sini, karna kita tidak pernah tau what's happening deep inside there, dan even though hasil test kehamilan positif pun harus tetap diperiksakan ulang di dokter pribadi, yang kemudian akan merujuk ke rumah sakit dan dokter kandungan untuk diketahui benar atau enggaknya kita pregnant dan apakah semuanya baik-baik aja, once again because we never know. Usia kandungan ideal untuk announcement adalah setelah 12 minggu. WHY? karena setelah 12 minggu barulah kepastian semuanya baik-baik aja mencapai 60%, dan sebelum itu resiko untuk keguguran sangat tinggi.
Bagi temen-temen yang masih bekerja, kita bisa segera memberi tahu kehamilan kita kepada pihak HRD sehingga kondisi dan ritme kerja bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh kita yang bakalan ngalamin up side down. saya juga saranin jangan cepet-cepet ngabisin jatah liburnya, karna itu bisa dipakai untuk check up sana-sini. dijamin, buanyak banget janji-janji manis yang bakalan kita buat sama si dokter-dokter tercinta saat kita sedang pregnant. Mulai dari janji-janji biasa sampai janji-janji aneh yang gak pernah kita bayangin sebelumnya. Satu hal darurat kalo suami isteri bekerja, dan posisinya ada di Brussels, AYO DAFTARIN KE CHILD CARE SEDINI MUNGKIN. Karena waiting list-nya itu puanjaaaaang buangeeeet. Bisa-bisa baby kita baru bisa keterima dalam 2 tahun kalau gak buru-buru di-daftarin.
Sekian dan terimakasih untuk membaca artikel saya kali ini. Dalam artikel selanjutnya saya akan membahas pengalaman saya dengan persiapan2 lanjutan setelah usia pregnancy mencapai 12 minggu.

Good luck bagi yang sedang mencoba, dan congratulation buat yg sedang pregnant.


Minggu, 05 November 2017

Being pregnant in Brussels

Hello men-temen. Nih saya mau lanjutin lagi berbagi tentang proses kehamilan saya di sini. By the way, saat saya menyelesaikan tulisan saya kali ini, bayi saya sudah berumur 9 bulan. Time goes fast buanget. 

Jadi, setelah melakukan test kehamilan dan hasilnya positif, kita memutuskan untuk memberi tahu dokter pribadi kita. Dari dokter pribadi, saya pun di check-up dan dibikinin resep vitamin yang harus diminum setiap hari selama masa kehamilan. Dokter kami itu pun memberikan saran beberapa rumah sakit terbaik yang beliau ketahui untuk follow up lebih lanjut mengenai kehamilan saya, salah satunya adalah RS St. Pierre-Brussels dimana tempat saya akhirnya bersalin. Saya langsung dibuatkan surat pengantar untuk rumah sakit tersebut untuk pemeriksaan lebih mendetail.

Kita langsung menelfon pihak rumah sakit untuk membuat janji. Pertemuan pertama dengan dokter kandungan untuk memeriksa jantung bayi etc. Setelah pertemuan pertama, langsung dibuatkanlah juga janji untuk pertemuan-pertemuan berikutnya, dari mulai check up normal ultra saunds, sampai janjian-janjian aneh yang gak pernah terpikirkan oleh saya. Janjian dengan kinetherapist (ahli muscle) mengenai bagaimana cara yang baik untuk melahirkan secara normal dan juga belajar beberapa gerakan exercise, janjian untuk sesi belajar menyusi bayi, janjian untuk persiapan mendetail mengenai persalianan, dll. Semasa hamil itu sebaiknya kita bisa lebih flexible soal waktu karena kita bakal banyak janji sana-sini. Memang di Belgia itu calon orang tua biasanya diajarkan hal-hal parenting sedetail mungkin, sehingga kita para new parrents tidak kewalahan, bisa siap secara mental maupun physical, suami-isteri saling mendukung, dan benar-benar mengambil bagian dalam mengurus dan membesarkan anak secara adil dan mandiri tanpa embel-embel butuh bantuan sodara, orang tua ataupun mertua.

Sebelum 12 minggu masa kehamilan, saya tidak mengumumkan kehamilan saya kepada public, ceh ilah, sok ngartis gitu, wkwkwkwk. Alasannya sih, karena sebelum masa kehamilan 12 minggu, resiko keguguran masih sangat tinggi yaitu 60 persen. Setelah melewati 12 minggu, dan kemudian diadakan ultra sound, dan merasa confident dengan kehamilan saya, langsung deh saya dan suami mengumumkan kehamilan saya pada keluarga kami dan juga untuk rekan kerja saya.

Nah, hari ini, sampai di sini dulu artikel saya kali ini. Berikutnya saya akan ceritakan bagaimana ribetnya saya being pregnant, dan juga mempersiapkan kedatangan si buah hati.