Rabu, 28 November 2018

Soal financial dengan pasangan Belgia

Duit???? hmmmmmm.... Lagi mikir yah, gimana nanti soal keuangan sama pasangan orang Belgia? gimana nantinya pas nikah, trus gimana nantinya pas kita kerja dll.

Dulu waktu belum menikah, saya agak ragu masalah keuangan saya dengan suami. Waktu masih pacaran dulu, saat ngedate saya sering dibayarin di restaurant karena dia tau budgetnya kegedean buat saya. Walaupun selalu dibayarin tetep aja menurut saya si doi orangnya rada perhitungan, kalau mau ngeluarin duit kayaknya harus terencana dengan baik. Sementara saya orangnya suka semena-mena dengan keuangan saya sendiri, dan rada ngeri sama orang yang terlalu pinter kalkulasi. kalau saya habis makan di restoran biasanya udah kenyang, ya udah langsung pengen capcus, sementara suami saya dari masih pacaran sampai sekarang ini selalu teliti memeriksa bon atau receipt hasil transaksi pembayaran dia di manapun dia berada sebelum memutuskan untuk meninggalkan TKP.

Setelah kami memutuskan menikah dan berkeluarga, sistem keuangan kami pun berubah. Saat saya belum bekerja, suami saya yang membiayai semua kebutuhan-kebutuhan pribadi saya. Bahkan beberapa bulan sebelum menikah, semenjak kami memutuskan untuk tinggal di Belgia, kami membahas soal keuangan kami masing-masing dan suami saya yang membiayai berbagai pengurusan untuk visa dan tiket untuk menuju Belgia. Setelah tiba di Belgia, rekening saya yang dari Indonesia tidak pernah dipakai untuk keperluan apa pun kecuali kalau belanjaannya agak keluar budget.

Saya sendiri orangnya sudah terbiasa bekerja dan mengatur keuangan saya sendiri tanpa campur tangan siapapun. Tahun 2014 beberapa saat setelah kami pindah ke Brussels, saya mulai bekerja dan memiliki penghasilan. Karena saat itu belum punya rekening bank Belgia jadinya gaji saya otomatis terkirim di rekening suami saya. Walaupun saya memiliki akses penuh ke rekening suami, rasanya buat saya kok ada yang aneh. Saya merasa tidak nyaman karena suami saya tau semua penghasilan dan pengeluaran saya. Saya pun memututskan untuk membuka rekening saya sendiri dengan tujuan tidak ada rasa atau kesan diawasin suami.

Sejauh ini suami saya masih tetap sama. Tetap senang berkalkulasi ria. Dia tau berapa gaji saya. Ijasah yang dari Indonesia tidak ada artinya di dunia kerja di sini, jadinya standard gaji yang saya peroleh pun jauh lebih kecil dibandingkan dengan dia. "Dejà-vu".. seperti masa pacaran dulu, setiap pengeluaran-pengeluaran besar dibayarin dengan kartu kreditnya sudah pasti.

Walaupun gaji saya kecil, memiliki penghasilan sendiri membuat hidup saya terasa lebih nyaman. Saya bisa membeli hadiah untuk suami saya misalnya dengan uang sendiri. Sewaktu belum bekerja, bisa sih beli kado buat suami dengan uang sendiri, tapi abis bayar kayaknya miris banget karena apa-apa mahal semua. Saat saya belum bekerja, saya merasa seperti anak kecil yang dijatah sama orang tuanya. Walaupun prinsipnya "uang suami-uang ku juga, dan uang ku tetap uang ku" -  tetep aja buat saya yang sudah terbiasa pegang dan ngatur duit sendiri dan dipadukan dengan suami yg demen itung-itungan kayaknya gak banget. Hidup saya berasa lebih hidup saat sudah punya penghasilan sendiri. Rasanya bebas merdeka.

Semenjak saya memiliki rekening sendiri dan juga penghasilan sendiri, kondisi financial kami semakin membaik tentunya. Kami memiliki rekening bersama di mana saya dan suami menaruh beberapa persen penghasilan kami untuk ditabung. Tabungan tersebut kami nikmati untuk liburan dan berbagai kebutuhan mendadak.

Saran saya sih, kalau kita sudah terbiasa bekerja, memiliki penghasilan sendiri dan terbiasa mengatur keuangan sendiri, sebaiknya kita memilih untuk tetap bekerja saat kita menetap di Belgia. Rata-rata orang Belgia itu senang perhitungan (gak semuanya sih). Jadi pasti ada rasa sedikit diawasin, atau sungkan saat menggunakan kartu kredit suami, terutama kalau kita punya tanggung jawab extra seperti masih membiayai keluarga di Indonesia.

Untuk kali ini, sekian dulu yah artikel saya kali ini, di Artikel selanjutnya saya akan membahas mengenai bagaimana pengalaman saya membiayai keluarga di Indonesia.

Have a good night from Brussels..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar