Senin, 28 Maret 2016

Mengenal karakter pria Belgia

Hola teman-teman. Terinspirasi dari pertanyaan salah seroang pembaca, saya jadi sibuk mikir sendiri, seperti apa karakter umum pria-pria Belgia. Saya pun mulai mengobservasi suami saya sendiri, teman-temannya, kolega-kolega yang memang asli Belgia, dan juga sedikit bergosip dengan temen-temen sebangsa setanah air Indonesia yang pasangannya orang Belgia. 

Ini sih beberapa kesimpulan yang saya dapet dari hasil observasi dan juga hasil bergosip ria dengan temen-temen (dan diakui kebenarannya oleh suami saya) . 

  • Lengket kayak prangko sama Ibu
Jangan kaget yah, kalo di awal pernikahan, suami anda bentar-bentar nelpon ibunya nanyain ini lah, itu lah, mau beli setrikaan merek apa, kalo sakit mau minum obat apa, dll. Awal-awal sih kayaknya sexy liat suami sayang sama ibunya dan respect, tapi kalo kelewatan, yah..... NYEBELIN. Setuju???

  • Perhitungan sama doku
Kolega-kolega saya yang orang Belgia, (French speaking Side) pada ngaku mereka pada umumnya memang radin alias pelit, tapi ngakunya sih sifat pelitnya itu gak separah orang Prancis. Saya sendiri sih menilainya mereka bukan pelit, tapi suka itung-itungan. Demen banget mereka hitung-hitung sendiri, terus setres sendiri. hehehe.. Suami saya sendiri pelit banget buat dirinya sendiri, tapi kalo untuk beli ini-itu buat saya, dia malah seneng, dompetnya terbuka dengan lebar kalo saya bilang mau ke salon atau mo beli sepatu misalnya. Heran!?

  • Ramah, tapi tertutup (senang bergrup-grupan)
First impression saya untuk orang-orang Belgia, adalah friendly. Tapi itu first impression yah! Setelah ke sini-sini, i learnt that mereka sebenarnya sangat tertutup untuk orang baru. Ini pendapat saya untuk orang Wallonie alias French speaking side-nya yah, saya gak terlalu tau dengan Flamish side nya. Awalnya saya pikir ini akibat kurangnya bahasa Prancis saya. Orang Belgia pada umumnya senang menjalin relasi jangka panjang dengan temen-temen sekolah misalnya. Mereka bergaul dalam sebuah grup yang sudah saling mengenal satu sama lainnya sejak lama, dan tetap hang out dengan grup yang sama sampai mereka kerja, berkeluarga, punya anak, dll. Jadi sepertinya mereka tau history masing-masing. Sudah beberapa kali saya ikut hangout dengan teman-teman suami saya, dan awal-awal saya hang out dengan mereka, saya berasa gak nyaman banget. Pertama kali banget sih pada ramah, tapi 1 atau 2 jam kemudian, saya merasa sendirian walaupun berada dalam grup yang besar. Saya sempat berpikir ini karena masalah bahasa, sampai pada akhirnya suatu hari saya hang out lagi, dan ada seorang temen dari salah seorang yang merupakan bagian dari grup ini ikut hang out. Si temen ini orang Belgia juga yang berbahasa Perancis tapi tidak termasuk bagian dari grup mereka. Setelah 1 atau 2 jam dicuekin ya pasti lah pada akhirnya kabur, menghilang entah ke mana karna mungkin merasa gak nyambung dan gak nyaman.
 

  • Nge-date orang dalam group yang sama
Sudah gak heran lah, kalo sifat mereka sengannya grup grup-an, ya tidak sedikit dari mereka yang akhirnya nge-date temen-temen dalam grup yang sama dan bahkan hingga menikah dan punya anak. Ini hasil obervasi dari kolega-kolega saya, temen-temen segrupnya suami saya, dan bahkan adik ipar saya sendiri saat ini menjalin hubungan dengan temen dari grupnya. Kadang mereka putus, kemudian menjalin hubungan dengan teman yang lain tetep dari grup yang sama, dan masih tetep hang out seperti biasa. Hmm, kayaknya kalo buat orang Indonesia berat kalau harus tetep berhubungan dengan mantan-mantan, tapi buat mereka ya wajar-wajar ajah. 

  • Orang Wallonie lebih santai, Orang Flamish rasist
Ini lagi-lagi saya melihatnya dari perspective orang Wallonie. Kebanyakan dari mereka lebih demen nyantai, hasilnya kebanyakan orang Wallonie tidak bisa berbahasa Belanda, sebaliknya orang Flamish banyak yang bisa berbahasa Perancis, berbahasa Inggris, dll, tapi mereka jadinya rasist. karna dianggapnya orang Wallonie males, kalo ke daerah Flamish mereka gak terlalu mau berbahasa Prancis (katanya).


  • Orangnya seru, suka berpesta
Orang Belgia gak jauh-jauh sifatnya kayak orang Ambon dan Manado. Senengnya pesta-pesta. Kalo di Bali orang asing pada ngeluh: "upacara lagi - upacara lagi", di sini yah gitu: "festival lagi - pesta lagi." Yang pada akhrinya jurusannya: beer lagi beer lagi. Intinya di Belgia itu banyak festival yang pada akhirnya membuat orang Belgia senang menikmati hidup dengan berpesta-pesta. 

  • Menghargai wanita
Pria Belgia sangat menghargai wanita. Buktinya, bukan wanita aja yang harus bekerja di dapur. Saya sering banget dimasakin sama suami, pas liburan, suami saya sering bersih-bersih, dan saat jalan-jalan, saya capek nenteng tas, dia sering bawain tas saya walaupun alhasil dia jadi keliatan gay karna nenteng-nenteng tas cewek. Saya juga sering perhatiin, bapak mertua saya sering bikinin kopi buat ibu mertua saya yang baru bangun tidur, bapak mertua saya sering bersih-bersih rumah, dan kadang dia yang masak, dan tentunya pekerjaan berat seperti berkebun tetap dia kerjain.


  • Open mind
Orang Belgia sangat bersikap terbuka terhadap orang luar. Buktinya, Brussels yang merupakan ibu kota Belgia penduduknya sendiri kebanyakan bukan orang Belgia. Itulah alasannya setelah menikah dengan orang Belgia, urusan Birokrasi jadi diperlancar dan kita diperlakukan selayaknya orang Belgia sendiri. 

Nah, itu lah pandangan saya mengenai karakter umum si pria-pria Belgia. Kalau ada yang tidak setuju, atau ada yang mau menambahkan, ya silahkan ruang comment-nya. 

Jangan lupa, ini hanya karakter general saja, tapi karakter setiap orang itu ya beda-beda spesifiknya.. 

Have a good day :)

Jumat, 18 Maret 2016

Liburan ke Turki dengan masa berlaku passport kurang dari 6 bulan

Bagi temen-temen yang mau berkunjung alias berlibur ke Turki, Visa kunjungan untuk WNI tidak rumit untuk didapatin. Visa dapat diurus dengan datang langsung ke ke kedutaan Turki setempat, secara online, atau bahkan on arrival alias per kedatangan di bandara Turki. Berbeda dengan pemegang passport Eropa yang dapat memperoleh visa selama 3 bulan (90 hari), WNI hanya diberikan jangka waktu visa selama 30 hari.

Saat itu kita berpikir untuk mengurus visa secara online karena lebih praktis, tidak perlu ke kedutaan Turki segala. Yang penting sih masa berlaku pasportnya harus diperhatikan. Nah ini dia masalah saya waktu itu: Masa berlaku passport kurang dari 6 bulan!! ENG ING ENG…..

Saat itu, masa berlaku passport saya setelah tanggal keberangkatang hanya 4 bulan dan 22 hari. Saya dan suami seperti orang kebakaran jenggot, karena saat itu hari libur kami sudah diajukan dan sudah di-OK-in sama tempat kerja kami masing-masing jauh sebelum hari H, tiket sudah dibeli, hotel sudah dibooking, tapi seminggu sebelum berangkat kitanya setres soal persyaratan pengajuan visa.
Saya menelpon ke kedutaan Indonesia di Belgia dan bertanya soal pengurusan passport kilat. Eh, pas ke kedutaan bukan berasa terbantu tapi kok rasanya seperti dikerjain. Bukan salah mereka sih mungkin, tapi ribet abiz deh berurusan sama KBRI sini. Mesin cetak passportnya rusak jadinya gak bisa dibantu. Di website KBRI Belgia saat itu sih tertulis kalau pengurusan Passport hanya memakan 5 hari kerja tapi kenyataanya sangat menyedihkan: 1 bulan bok.
Setres dengan keadaan ini, saya menelpon ke keduataan Turki dan menanyakan soal masa berlaku passport saya kurang dari 6 bulan, dan mereka bilang sih gak bisa. Berpikir nekat aja dan mau ngurus visa on arrival, saya stress lagi setelah lihat banyak kisah di internet tentang orang-orang yang ditendang keluar alias ditolak karena masa berlaku pasportnya kurang dari 6 bulan.
Walaupun berpikiran gak bisa, suami saya mencoba beli visa secara online, dan TARA….. ternyata berhasil membeli visa untuk saya. Usul punya usul, ternyata yang paling terpenting adalah masa berlaku passport harus paling sedikit 3 bulan setelah visa berakhir. Dan untungnya sih visa yang diberikan untuk WNI cuman satu bulan. Jadi ada untungnya juga waktu itu buat saya menjadi WNI. Sementara untuk pemegang passport Eropa masa berlaku passport mereka itu WAJIB, KUDU, dan HARUS paling sedikit 6 bulan setelah tanggal keberangkatan sehingga saat 3 bulan masa berlakunya visa mereka habis passport mereka masih 3 bulan berlaku.

SIngkat cerita, Saya dan suami dapat berlibur dengan tenang setelah bersetres-setres ria.. 
Jadi intinya: bapak2, Ibu2, mbak2, mas2 yang lagi di luar negeri dan mau berlibur ke Turki, masa berlaku passportnya kurang dari 6 bulan, minimum 4 bulan sih masih bisa capcus, tapi lebih penting lagi pesen saya, jangan ditiru perbuatan saya ini, sebaiknya sih diperhatiin yah masa berlaku passportnya kalau sudah kurang dari 6 bulan harus diwanti-wanti dari awal dan segera diperbaharui jadi gak keteteran kalau mau ke mana-mana.