Minggu, 19 Juli 2015

Puasa dan Lebaran di Belgia

Setelah 1 bulan ramadhan, akhirnya datang juga lebaran Idul Fitri, YAY!!!

Seneng banged bisa bermaaf-maafan, saling bersilaturahmi dengan para sahabat, kerabat dan keluarga, sambil ditemani oleh ketupat dan opor ayam, hmmmmmmmm...... Ngebayangin, n ngarep nih ceritanya.. Itu yang terjadi di Indonesia yah, bukan di sini.. :(

Saya sendiri bukan seorang muslim, tapi kadang kangen juga suasana bulan puasa  dan Lebaran di Indonesia. Kangen dengan jajanan-jajanan khas dan suasana unik selagi bulan puasa, dan semua masakan ciri khas yang berlimpah di mana-mana saat lebaran.

Di tempat kerja saya saat ini di Belgia ada beberapa pegawai muslim yang walaupun berat, tetap menjalankan ibadah puasa. Saya kagum sama ketaatan mereka menjalankan ibadahnya :)

Berbeda dengan Indonesia yang lokasinya tidak jauh dari khatulistiwa, sehingga waktu terbit dan terbenamnya matahari kurang lebih sama setiap hari, menjalankan ibadah puasa di sini jauh lebih panjang. Memang karna kebetulan waktu puasanya jatuh pada musim panas, yang membuat siang menjadi lebih panjang dari pada malam. Matahari terbit lebih pagi, dan terbenam sekitar jam 10 malam. Kebayang kan, beratnya. kalau cuacanya tidak begitu panas sih gak apa-apa, tapi kalo panas terik dan puasanya bener-bener panjang..? Lebih berat lagi buat rekan-rekan kerja saya yang pekerjaanya berhadapan dengan makanan, jadinya tergiur deh dengan segala jenis makanan dan minuman.

Anyway, gimana yah rasanya Idul Fitri atau lebaran di Belgia? Jawabannya: aneh.
Suasana yang ramai, terdengar lantunan doa dari Masjid, hampir tidak terdengar di sini. Belgia sendiri memiliki banyak penganut Muslim di Ibu kotanya, yaitu kebanyakan orang yang berasal dari Turki, Maroko dll, dan bahkan tempat tinggal saya dikelilingi oleh mayoritas keturunan Turki. Tapi lebaran seprti tidak terjadi apa-apa :(

Jadi intinya, suasana yang biasanya kita lihat di Indonesiat tidak ada di sini. Mungkin ada di kantor Kedutaan Indonesia di Belgia. Saya sendiri belum pernah berkunjung di kedutaan saat hari lebaran.
Jadi ya itu, suasana di sekitar kita biasa aja. Beberapa teman muslim saya merayakannya bersama keluarga kecil mereka, dan saya tidak tau banyak apa aja yang mereka lakukan dan bagaimana mereka merayakan Lebaran.

Anyway, Selamat hari Lebaran, Mohon maaf lahir dan Batin.. :)

Kamis, 09 Juli 2015

Kerja di Brussels

Seperti halnya di ibu kota- ibu kota lainnya, mencari kerja di Brussels bukanlah hal mudah. 

Setelah mengirim puluhan surat lamaran dan CV ke berbagai perusahaan, saya menerima total 4 panggilan interview dari perusahaan yang berbeda. Jangan bayangkan 4 panggilan interview tersebut dalam jangka waktu yang berdekatan yah. Itu semua dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan. 


1) Interview pertama saya dengan toko daging. Pemilik tokonya berasal dari Ireland jadi otomatis bahasa yang diperlukan adalah bahasa Inggris dengan aksen yang susah dicerna oleh otak saya. Setelah interview, saya diberi kesempatan untuk masa percobaan 3 hari. karna kita bekerja di toko daging, yah, pulang kerja baunya udah macem-macem. 3 hari kerja yang benar-benar melelahkan. Tapi untuk ketiga hari tersebut, semuanya dibayar oleh perusahaan. Setelah masa percobaan berakhir, mereka berjanji untuk memberi kabar dalam waktu 2 minggu. Setelah 2 minggu berlalu saya pun menelpon untuk menanyakan kabar, dan sayangnya mereka menjawab bahwa saya tidak diterima bekerja di sana. 

2) Sebulan kemudian, saya menerima panggilan interview dari sebuah restoran. Setelah 5 menit interview, karena keterbatasan bahasa Prancis, mereka berkata: NO!! straight in my face. 

Sambil terus mencoba, saya pun akhirnya mengisi waktu luang saya untuk meneruskan kursus bahasa Prancis.

3) Setelah kurang lebih 4 bulan mengikuti kursus, saya menerima panggilan interview dari sebuah toko coklat, dan hasilnya mereka memberi kesempatan untuk percobaan. Seperti apa percobaannya? Saya diberikan kesempatan 2 jam, disuruh ke toko langsung, berkenalan dengan semua pegawai yang ada, kemudia mereka memberikan informasi secara global tentang produk2 yang dijual, setelah itu langsung deh coba mulai berinteraksi dengan customer. Selang beberapa waktu, pihak perusahaan dengan sengaja mengirim secret customer untuk mengetest saya. 2 jam berlalu, si Manager pun memberi tau bahwa waktu percobaan sudah berakhir, jadi saya bisa langsung capcus kapan pun saya mau. 

Dag-dig-dug, pagi hari saya langsung menelfon bagian HRD menanyakan bagaimana hasil percobaan saya, dan ternyata mereka happy dengan cara saya berinteraksi dengan customer, dan sayapun diberikan kesempatan untuk bekerja masa percobaan selama 3 minggu, dan kemudian setelah 3 minggu saya ditawarkan kerja tetap. Sayangnya setelah 3 minggu tersebut saya akan segera berlibur ke Indonesia dan tiket pulang pergi sudah dibeli untuk perjalanan satu bulan. Saya pun berterus terang tentang keberangkatan saya ke Indonesia, pihak perusahaan pun mengerti dan mereka menawarkan saya untuk kembali bekerja sepulangnya berlibur dan bisa menandatangani kontrak kerja tetap bersama perusahaan.


4) Selang dua minggu percobaan di toko coklat, saya menerima panggilan kerja dari sebuah hotel, tapi saya kemudian berterus terang bahwa saya sedang bekerja masa percobaan untuk sebuah toko. Saya disuruh memilih, dan karena saya tau bahwa toko coklat tersebut akan menerima saya bekerja kembali, saya memilih untuk tidak menerima tawaran kerja dari hotel.


Sampai skarang saya sangat senang bisa bekerja di toko coklat, di Grand place (square) dimana merupakan pusat dari Brussels, Pusat dari Belgia, dan Ibu kota Uni-Eropa :)

Kalau main ke Brussels, jangan lupa ya mengunjungi toko coklat tempa saya bekerja, saya senang banget bisa ketemu orang-orang Indonesia dan berbahasa Indonesia sepuasnya.