Selamat malam temen-temen.
Kali ini saya ingin berbagi mengenai bagaimana saya dan suami saya melewati waktu makan setiap hari dan makanan apa aja yang kita makan tiap hari pada umumnya.
Pas tiba di Belgia, mertua saya menyediakan makanan ala-ala orang sini. Baiknya ibu mertua saya, dia sudah menyiapkan beras, jadi saya bisa masak nasi sesuka saya. Makanan pertama yang disuguhkan kepada saya adalah daging yang porsinya 5 kali lipat dari pada yang biasanya kita makan di Indonesia. Ya ampyuuuun, pas itu daging nyampe di depan mata saya, saya langsung kenyang tanpa harus menyentuhnya. Dagingnya (steak) ditemani dengan kentang goreng alias french fries alias Fritte dan beberapa jenis saos yang berbeda. Sayurnya tidak ada, alhasil 3 hari pertama tinggal di Belgia, saya kesulitan untuk ke toilet. Katakanlah, kegiatan no. 1 di toilet baik-baik aja, tetapi kegiatan no. 2 itu butuh proses yang lama dan menyakitkan. Setelah berdiskusi mengenai masalah toilet ke keluarga baru saya, mereka pun berinisiatif untuk membuat salad sebgai sayur-mayur. Yuk kita liat bagaimana kebiasaan orang sini makan?
Sarapan:
Menu sarapan apa aja yah biasanya di sini? Pada umumnya, orang Belgia senang memulai harinya dengan secangkir kopi. Kopi yang mereka minum adalah dripped coffee atau kopi yang difilter, yang rasanya sama dengan Americano. Cappucino, latte dan teman-temannya tidak begitu populer di sini. Untuk makannya, mereka lebih sering makan roti-rotian seperti croisant dengan butter / pain chocolat (texture -nya seperti croisant dengan isian chocolate di dalamnya) /atau roti dengan selai. Saya sendiri lebih senang ngeteh, dan makanan di pagi hari tidak begitu bermasalah bisa ngikutin kebiasaan orang sini. Tapi saat rasa kangen sama nasi udug datang, ya saya bikin nasi uduk di pagi hari.
Makan siang:
Orang Belgia yang saya kenal hampir semuanya masih bekerja jadi otomatis hampir semua dari mereka sibuk dan tidak punya banyak waktu di siang hari. Untuk praktisnya, mereka senang makan sandwich baik itu dibuat sendiri maupun dibeli di toko-toko sandwich di dekat tempat mereka bekerja. Kalaupun kita punya waktu makan siang di rumah, makanan yang disediakan yah roti serta berbagai daging-dagingan untuk isian sandwich juga.
Saya sendiri kebanyakan mengikuti gaya makan siang orang sini karena tidak punya banyak waktu untuk masak masakan ribet ala-ala Indonesia.
Makan malam:
Ini dia waktunya beribet-ribet ria. Setelah makan masakan yang cepat saji, di malam hari pada umumnya orang Belgia makan hidangan hangat atau hidangan yang dimasak. Bisa dikatakan hidangan yang lebih membutuhkan effort. Jenis-jenis makanan yang mereka makan pada malam hari yakni kebanyakan kentang atau pasta sebagai makanan utama dengan daging-dagingan (steak, sausages, dll). Gaya masakan orang sini gak begitu ribet yaitu tidak jauh-jauh dari di grill atau di-oven. Sayurnya tidak begitu beragam seperti di Indonesia, kebanyakan hanya salad atau beberapa jenis sayur seperti buncis, wortel, chicon, brussels sprout, dll yang digrilled atau di-oven bersamaan dengan daging.
Kalau saya di rumah sering menyeret suami saya untuk makan makanan ala orang Indonesia. Kami berdua kebanyakan makan nasi dengan berbagai lauk ala-ala Indonesia. Lantai dapur berminyak dan perabot-perabot yang menggunung sering membuat suami saya resah, tapi apa boleh buat, cita rasa masakan Indoensia itu lebih menggiurkan dan lebih nendang buat saya.
Saya punya dua toko asia favorit yang menjadi tempat saya berbelanja:
Kam Yuen Supermarket: Rue de la Vierge Noire 2-4,Brussels 1000
Jin Long Supermarket: Rue Saint-Pierre 59, Martyrs, Centre-Ville, Bruxelles 1000
Di Kam Yuen rasanya lebih lengkap, tapi kebanyakan product di Jin Long lebih murah dibandingkan dengan Kam Yuen. Di ke dua toko ini saya biasanya bisa membeli beberapa product Indonesia seperti Indomie, agar-agar, bumbu-bumbu instant, dan juga beberapa jenis sayur seperti kangkung, sawi, dll.
Ngomong-ngomong soal makanan, ini masih pagi dan bikin saya ngiler sendiri pengen makan nasi uduk.
Sarapan:
Menu sarapan apa aja yah biasanya di sini? Pada umumnya, orang Belgia senang memulai harinya dengan secangkir kopi. Kopi yang mereka minum adalah dripped coffee atau kopi yang difilter, yang rasanya sama dengan Americano. Cappucino, latte dan teman-temannya tidak begitu populer di sini. Untuk makannya, mereka lebih sering makan roti-rotian seperti croisant dengan butter / pain chocolat (texture -nya seperti croisant dengan isian chocolate di dalamnya) /atau roti dengan selai. Saya sendiri lebih senang ngeteh, dan makanan di pagi hari tidak begitu bermasalah bisa ngikutin kebiasaan orang sini. Tapi saat rasa kangen sama nasi udug datang, ya saya bikin nasi uduk di pagi hari.
Makan siang:
Orang Belgia yang saya kenal hampir semuanya masih bekerja jadi otomatis hampir semua dari mereka sibuk dan tidak punya banyak waktu di siang hari. Untuk praktisnya, mereka senang makan sandwich baik itu dibuat sendiri maupun dibeli di toko-toko sandwich di dekat tempat mereka bekerja. Kalaupun kita punya waktu makan siang di rumah, makanan yang disediakan yah roti serta berbagai daging-dagingan untuk isian sandwich juga.
Saya sendiri kebanyakan mengikuti gaya makan siang orang sini karena tidak punya banyak waktu untuk masak masakan ribet ala-ala Indonesia.
Makan malam:
Ini dia waktunya beribet-ribet ria. Setelah makan masakan yang cepat saji, di malam hari pada umumnya orang Belgia makan hidangan hangat atau hidangan yang dimasak. Bisa dikatakan hidangan yang lebih membutuhkan effort. Jenis-jenis makanan yang mereka makan pada malam hari yakni kebanyakan kentang atau pasta sebagai makanan utama dengan daging-dagingan (steak, sausages, dll). Gaya masakan orang sini gak begitu ribet yaitu tidak jauh-jauh dari di grill atau di-oven. Sayurnya tidak begitu beragam seperti di Indonesia, kebanyakan hanya salad atau beberapa jenis sayur seperti buncis, wortel, chicon, brussels sprout, dll yang digrilled atau di-oven bersamaan dengan daging.
Kalau saya di rumah sering menyeret suami saya untuk makan makanan ala orang Indonesia. Kami berdua kebanyakan makan nasi dengan berbagai lauk ala-ala Indonesia. Lantai dapur berminyak dan perabot-perabot yang menggunung sering membuat suami saya resah, tapi apa boleh buat, cita rasa masakan Indoensia itu lebih menggiurkan dan lebih nendang buat saya.
Saya punya dua toko asia favorit yang menjadi tempat saya berbelanja:
Kam Yuen Supermarket: Rue de la Vierge Noire 2-4,Brussels 1000
Jin Long Supermarket: Rue Saint-Pierre 59, Martyrs, Centre-Ville, Bruxelles 1000
Di Kam Yuen rasanya lebih lengkap, tapi kebanyakan product di Jin Long lebih murah dibandingkan dengan Kam Yuen. Di ke dua toko ini saya biasanya bisa membeli beberapa product Indonesia seperti Indomie, agar-agar, bumbu-bumbu instant, dan juga beberapa jenis sayur seperti kangkung, sawi, dll.
Ngomong-ngomong soal makanan, ini masih pagi dan bikin saya ngiler sendiri pengen makan nasi uduk.