Kamis, 09 Oktober 2014

Tinggal bersama Mertua di Belgia

Mungkin ada yang bertanya-tanya, gimana ya rasanya tinggal bersama mertua yang berbeda kewarganegaraan yang totally berbeda kebudayaannya dari kita.

Dari pengalaman saya, awal-awal sih agak ribet, bukan karena sulit, tapi saya sendiri yang selalu sungkan dan setres sendiri karna too much think.

Sama seperti Bapak mertua, Ibu mertua saya orangnya simple, pekerja keras, dan saya dianggap seperti anak sendiri. Ibu mertua saya hobinya ngumpulin sepatu, tas, dan baju-baju bermerek, dan saya senang dengan cara dia berdandan yang not too much, tapi keliatan fashionable. Saya kadang berasa mati gaya specially dengan empat musim yang berbeda. Dalam kehidupan berkeluarga Ibu mertua saya berusaha menanamkan dalam benak saya bahwa wanita harus selalu menghargai suaminya dan wajib dihargai dan dilindungi suami, jadi dia suruh saya berjanji, kalau saya tidak diperlakukan dengan baik sama anaknya, saya harus cepat lapor ke dia biar dia yang berurusan langsung sama anaknya sendiri.

Saya berasal dari keluarga yang sederhana di Indonesia, jadi saya sadar diri, kalau tinggal sama orang lain ya kita harus rajin-rajin membantu. Dengan sifat tepa seliro yang saya bawa dari Indonesia, jadinya saya benar-benar disayang sama bapak mertua. Kadang kalo saya ngambek sama suami saya malah dibelain satu keluarga, sampe omanya ikut-ikutan ngomelin suami saya, hehehe.

Anyway, 10 bulan sudah saya dan suami tinggal dengan kedua orang tua mertua saya, dan semuanya berjalan dengan baik, saya merasa dihargai dan disayangi seperti keluarga sendiri. Masalah kebudayaan, sepertinya bukan a big deal bagi saya ataupun mereka. Saya seneng banget karena mereka juga seneng dengan masakan Indonesia, jadinya setiap minggu saya masak dan ngajak semua makan nasi ditemani lauk-pauk Indonesia.

Saat saya tinggal dengan keluarga suami, dari situlah saya mengerti lebih jelas mengenai sifat dan karakter suami saya. Ada beberapa perbedaan yang saya dapati dari kedua mertua saya di Belgia kalau dibandingkan keluarga-keluarga di Indonesia:

  1. Mereka lebih expressif, lebih mudah bilang terimakasih, maaf, pas bangun tidur langsung disapa dan ditanyain gimana tidurnya, diberi air-kissed, etc. 
  2. Soal agama mereka tidak begitu serius, walaupun ada juga beberapa keluarga yang agamanya kuat banget, tapi hal itu tidak terlalu ditekankan ke anak mereka.
  3. Minum bir itu udah biasa banget bagi mereka, kayak minum cocacola aja untuk orang Indonesia pada umumnya. 
  4. Rasa sayang ke hewan peliharaan hampir mirip kayak rasa sayang ke keluarga sendiri. (i found this one really funny)
  5. Hak wanita pada umumnya sama dengan pria. Jadi suami istri di sini benar-benar bagi tugas, gak ada yang namanya istri yang harus masak dan bersih-bersih, tapi dibagi tugasnya dengan suami secara adil. 
  6. Mereka seneng banget hadiahin bunga ke wanita. Kalo pas hari Ibu, atau ultah, bagi wanita, siap-siap aja kebanjiran bunga. 
Masih banyak lagi sih perbedaan-perbedaan yang saya temui, tapi belum kepikiran, apa lagi yahhhh???

 :)