Jumat, 22 Agustus 2014

Ducasse d'Ath

Ath adalah sebuah kota di Belgia yang berdekatan dengan Tourney dan Mons. Orang-orangnya berbahasa Prancis dengan dialek lokal.

Di Belgia pada umumnya, masyarakat memiliki berbagai perayaan atau festival yang selalu berkelanjutan. Di Ath, khususnya, ada berbagai macam perayaan yang tak henti-hentinya. Dengan berbagai macam perayaan, ada salah satu festival yang sangat terkenal di Ath, yaitu Ducasse-Ath. 

Ducas Ath adalah festival yang sudah dilaksanakan turun-temurun sejak lebih dari 2 ratus tahun lalu. Festifal ini merupakan salah satu festival ternama di Belgia. Prosesi utama dari Ducas adalah saat Goliat menikah dan saat Daud melempari sebuah batu kepada Goliath, diikuti dengan parade musik dan raksasa-raksasa lainnya. 

Ducas Ath selalu diadakan pada minggu ke-4 dalam bulan Agustus yaitu pada hari Jumat hingga hari minggu.

Tiba di Belgia

Hari pertama di Belgia

Pertama kali saya menginjakkan kaki saya di Eropa adalah di Belgia pada tanggal 25 November 2013. Saat itu musim dingin sudah tiba, dan dengan mengenakan Jaket tebal dan celana jeans, cuaca dingin masih tetap terasa. Saat itu saya dijemput oleh tunangan saya (sekarang suami bok).
Tiba di rumah orang tua tunangan saya,  langsung deh cipika-cipiki sama mereka (cium pipi kanan kiri). Rasanya senang, dan juga agak canggung, setelah kadang-kadang berkomunikasi lewat skype, akhirnya ketemu juga muka dengan muka dengan kedua orangtua tunangan saya (calon mertua). Dengan suasana agak malu-malu kucing, akhirnya masuk lah saya ke rumah mereka, disambut juga oleh seekor anjing berperawakan babi (LOL). Orang tua tunangan saya punya seekor anjing jenis doberman, gendutnya minta ampun, badannya sama gonggongannya bener-bener nakutin, padahal kononnya gak pernah gigit siapapun.

Hops, dengan gaya agak malu-malu, senyam-senyum gak jelas, akhirnya saya diantarkan ke kamar. Hari pertama di Belgia exciting, capek, aneh, canggung, tapi juga terasa nyaman. Setelah makan malam, saya pun langsung menuju ke dunia kapuk. Jet-lagged-nya minta ampun, setelah belasan jam duduk di pesawat, rasanya punggung saya mau patah, tapi gak bisa langsung tidur, karna perbedaan jam. Giliran pas udah tidur, besokkannya bablas sampe jam 2 siang. Fuaaaahhhhh, malu-maluin juga sih tidur sampe jam segitu, tapi ya semua pada maklum banget karna perbedaan waktu dengan di Indonesia.


Hari ke-dua di Belgia

Setelah bangun cipika-cipiki lagi sama kedua orang tuanya tunangan saya. Niatnya sih cuman pengen bilang slamat pagi, tapi ya dicipka-cipiki lagi sama mereka. Rasanya aneh, tapi ternyata emang itu kebiasaan orang sini. Mereka cipika-cipiki sebelum tidur sama semua anggota keluarga, bangun tidur, dan juga saat berkunjung atau bertamu.
Anyway, setelah disservice 24/7 di pesawat, otomatis dong perut keroncongan setelah bangun, maka setelah beramah-tamah, meluncurlah saya ke meja makan. Dihadapkan dengan roti, butter, selai, keju, dan beraneka ragam helaian-helaian daging. “Dalam hati, nasi mana nih nasi, atau indomie gitu?” tapi ya, mumpung laper, langsung deh roti dan temen-temennya dihajar.

Yang paling aneh, pas buka pintu rumah, kok kayak buka pintu freezer? Dingin buanget. Tapi indah banget kalo diliat-liat, bersih, dan semua keliatan hijau tua, seger, dingin dan langitnya serba kelabu gitu. Beda banget pemandangannya dengan di Indonesia yang terang benderang dengan sinar matahari. Yang aneh di Belgia, kalo di Indonesia matahari terbit sekitar jam 6-6.30 pagi, dan terbenam selalu setelah jam 6 sore, di sini terasa aneh, karna pada musim dingin, jam 9 pagi kadang masih gelap, trus jam 5 sore udah terbenam mataharinya.

Di dalam rumah saya senang dengan cara calon mertua saya menghiasinya dengan banyak bunga-bunga dan tanaman interior. Keliatan asri. Si Ibu ternyata senang sekali dengan bunga Anggrek. Beraneka ragam warna dikoleksiin. Keliatan asri banget jadinya. Pokoknya beda deh cara mereka mendekorasi rumah dengan orang di Indonesia. 

Itulah 2 hari pertama saya di Belgia. Setiap orang punya kesan pertama yang berbeda saat tiba di negara ini, yang saya rasa sangat tergantung dari orang-orang di sekelilingnya. 

Jadi kalau anda ingin berkunjung atau tinggal di Belgia, pastikan orang-orang yang akan berada di sekeliling anda adalah orang-orang yang memiliki kepribadian yang baik.