Hari pertama di
Belgia
Pertama kali saya menginjakkan kaki saya di Eropa adalah di
Belgia pada tanggal 25 November 2013. Saat itu musim dingin sudah tiba, dan
dengan mengenakan Jaket tebal dan celana jeans, cuaca dingin masih tetap
terasa. Saat itu saya dijemput oleh tunangan saya (sekarang suami bok).
Tiba di rumah orang tua tunangan saya, langsung deh cipika-cipiki sama mereka (cium
pipi kanan kiri). Rasanya senang, dan juga agak canggung, setelah kadang-kadang
berkomunikasi lewat skype, akhirnya ketemu juga muka dengan muka dengan kedua
orangtua tunangan saya (calon mertua). Dengan suasana agak malu-malu kucing, akhirnya masuk
lah saya ke rumah mereka, disambut juga oleh seekor anjing berperawakan babi (LOL).
Orang tua tunangan saya punya seekor anjing jenis doberman, gendutnya minta
ampun, badannya sama gonggongannya bener-bener nakutin, padahal kononnya gak
pernah gigit siapapun.
Hops, dengan gaya agak malu-malu, senyam-senyum gak jelas,
akhirnya saya diantarkan ke kamar. Hari pertama di Belgia exciting, capek,
aneh, canggung, tapi juga terasa nyaman. Setelah makan malam, saya pun langsung
menuju ke dunia kapuk. Jet-lagged-nya minta ampun, setelah belasan jam duduk di
pesawat, rasanya punggung saya mau patah, tapi gak bisa langsung tidur, karna
perbedaan jam. Giliran pas udah tidur, besokkannya bablas sampe jam 2 siang.
Fuaaaahhhhh, malu-maluin juga sih tidur sampe jam segitu, tapi ya semua pada
maklum banget karna perbedaan waktu dengan di Indonesia.
Hari ke-dua di Belgia
Setelah bangun cipika-cipiki lagi sama kedua orang tuanya tunangan
saya. Niatnya sih cuman pengen bilang slamat pagi, tapi ya dicipka-cipiki lagi
sama mereka. Rasanya aneh, tapi ternyata emang itu kebiasaan orang sini. Mereka
cipika-cipiki sebelum tidur sama semua anggota keluarga, bangun tidur, dan juga
saat berkunjung atau bertamu.
Anyway, setelah disservice 24/7 di pesawat, otomatis dong
perut keroncongan setelah bangun, maka setelah beramah-tamah, meluncurlah saya ke meja makan.
Dihadapkan dengan roti, butter, selai, keju, dan beraneka ragam helaian-helaian
daging. “Dalam hati, nasi mana nih nasi, atau indomie gitu?” tapi ya, mumpung
laper, langsung deh roti dan temen-temennya dihajar.
Yang paling aneh, pas buka pintu rumah, kok kayak buka pintu
freezer? Dingin buanget. Tapi indah banget kalo diliat-liat, bersih, dan semua
keliatan hijau tua, seger, dingin dan langitnya serba kelabu gitu. Beda banget
pemandangannya dengan di Indonesia yang terang benderang dengan sinar matahari. Yang aneh di Belgia, kalo di Indonesia matahari terbit sekitar jam 6-6.30 pagi, dan terbenam selalu setelah jam 6 sore, di sini terasa aneh, karna pada musim dingin, jam 9 pagi kadang masih gelap, trus jam 5 sore udah terbenam mataharinya.
Di dalam rumah saya senang dengan cara calon
mertua saya menghiasinya dengan banyak bunga-bunga dan tanaman interior. Keliatan
asri. Si Ibu ternyata senang sekali dengan bunga Anggrek. Beraneka ragam warna
dikoleksiin. Keliatan asri banget jadinya. Pokoknya beda deh cara mereka mendekorasi rumah dengan orang di Indonesia.
Itulah 2 hari pertama saya di Belgia. Setiap orang punya kesan pertama yang berbeda saat tiba di negara ini, yang saya rasa sangat tergantung dari orang-orang di sekelilingnya.
Jadi kalau anda ingin berkunjung atau tinggal di Belgia, pastikan orang-orang yang akan berada di sekeliling anda adalah orang-orang yang memiliki kepribadian yang baik.